Layanan Pemasangan Kateter di Rumah dari Kavacare

Kateter merupakan sebuah alat berupa tabung kecil yang fleksibel dan biasa digunakan pasien untuk membantu mengosongkan kandung kemih. Pemasangan alat ini dilakukan khusus untuk pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri dengan normal.

Umumnya penggunaan kateter hanya untuk sementara, sampai pasien mampu kembali buang air kecil sendiri. Kateter juga perlu diganti dalam jangka waktu tertentu agar tetap berfungsi dengan baik dan tidak memicu infeksi. Selain dengan pemasangan kateter, dokter juga bisa mengatasi keluhan susah kencing dengan pemberian obat-obatan.

Prosedur pemasangan kateter urine pada pria

  1. Petugas membuka dan membersihkan alat kateterisasi dan kelamin pasien.
  2. Selang diberikan pelumas agar lebih mudah dimasukkan.
  3. Penis ditutupi dengan kain steril yang telah dilubangi di bagian tengahnya.
  4. Penis akan dibersihkan terlebih dahulu dengan antiseptik.
  5. Vulva pada penis akan dibuka.
  6. Jelly dan pelumas disemprotkan ke dalam uretra.
  7. Selang kateter dimasukkan sedalam 15 – 22,5 cm sembari dipegang penisnya.
  8. Kantung akan diisi dengan air steril sebanyak yang tertera pada kateter.
  9. Selalu kosongkan kantong urine yang terhubung pada kateter setiap 6 – 8 jam.

Sebenarnya, proses pemasangan kateter urine pada wanita dan pria sedikit mirip. Hanya saja, prosedur awalnya tidak akan sama mengingat bentuk kelamin yang dimiliki berbeda.

Proses kateterisasi pada wanita

Inilah beberapa cara pemasangan kateter yang perlu di ketahui:

  1. Petugas atau perawat akan mencuci tangan dan membuka alat kateter.
  2. Perlak di bawah anus pasien akan diletakkan setelah pakaian bawah dibuka.
  3. Daerah vulva akan dibersihkan dengan kapas dan cairan antiseptik.
  4. Selang kateter diberikan pelumas agar mudah dimasukkan ke saluran uretra.
  5. Selang kateter dimasukkan hingga mencapai leher kandung kemih sekitar 5 cm.
  6. Bernapas hingga urine keluar.
  7. Kosongkan kantung urine yang terhubung dengan kateter setiap 6 – 8 jam sekali.

Normalnya, penggunaan kateter dibutuhkan sampai Anda mampu kembali buang air kecil tanpa bantuan alat. Artinya, kateter tidak diperlukan dalam waktu yang lama.

Meski begitu, kebanyakan lansia yang mengalami cedera atau mengalami penyakit serius mungkin memerlukan kateter urine untuk waktu yang lebih lama. Bahkan, beberapa dari mereka menggunakannya secara permanen.

Perawatan Kateter Urine di Rumah

Penggunaan sendiri memiliki risiko menjadi sumber infeksi karena terhubung langsung dengan kandung kemih. Oleh karena itu, langkah-langkah dalam memasangnya harus dilakukan secara steril. Jika dilanjutkan penggunaan kateter urine di rumah maka pihak keluarga perlu memahami cara merawat dan menjaga kebersihan kateter urine.

Petunjuk tersebut dapat diberikan oleh pihak perawat rumah sakit sebelum pasien dipulangkan dari rumah sakit. Di  Kavacare menyediakan layanan keperawatan di rumah. Dengan layanan homecare yang berkualitas dari Kavacare, keluarga bisa dengan tenang mendampingi individu yang menggunakan kateter.

Kondisi Tertentu yang Memerlukan Kateter

Salah satu kondisi yang paling memerlukan kateter adalah retensi urine, yaitu kondisi ketidakmampuan kandung kemih dalam mengeluarkan seluruh urine, misalnya karena pembesaran prostat dan hidronefrosis.

Sebaliknya, kondisi ketika seseorang tidak mampu mengendalikan kandung kemih atau inkontinensia urine juga mungkin memerlukan pemasangan kateter.

Selain itu, kateter juga sering digunakan dalam berbagai prosedur medis, seperti:

  • Proses persalinan dan operasi caesar.
  • Perawatan intensif yang membutuhkan pemantauan keseimbangan cairan tubuh.
  • Proses pengosongan kandung kemih sebelum, saat, atau sesudah operasi.
  • Saat pemberian obat langsung ke dalam kandung kemih, misalnya karena adanya kanker kandung kemih.

Jenis-jenis Kateter dan Prosedur Penggunaannya

Berdasarkan jenis dan indikasinya, ada kateter yang langsung dilepas beberapa menit setelah penggunaan, ada juga yang baru dilepas setelah beberapa jam, hari, atau bahkan dalam jangka waktu yang lebih lama.

Namun pada dasarnya, semua jenis kateter memiliki fungsi yang sama, yaitu mengalirkan urine yang sudah terkumpul di kandung kemih untuk dibuang dari tubuh. Hanya saja modelnya berbeda. Berikut ini adalah beberapa jenis kateter urine:

Intermittent catheter

Kateter ini digunakan bila Anda memerlukan kateter untuk sementara.  Kateter ini biasa dipakai untuk pasien pascaoperasi atau pasien yang enggan membawa kantong penampung urine.

Prosedur penggunaannya bisa dipasang melalui uretra hingga mencapai kandung kemih. Kemudian, air seni akan keluar melalui kateter dari kandung kemih dan ditampung di kantong penampung urine atau kantong drainase.

Indwelling catheter

Jenis kateter ini hampir sama dengan intermittent catheter yang ditujukan untuk pemakaian sementara waktu. Hanya saja, kateter jenis ini dilengkapi dengan balon kecil yang berfungsi mencegah kateter bergeser dan keluar dari tubuh. Balon tersebut akan dikempiskan dan dikeluarkan ketika kateter sudah selesai digunakan.

Kateter jenis ini dipasang dengan dua cara. Pertama, dipasang melalui uretra. Air seni akan keluar melalui kateter dari kandung kemih dan ditampung di kantong penampung urine. Cara kedua, kateter dimasukkan melalui lubang kecil yang dibuat di perut. Cara kedua ini hanya dapat dilakukan di rumah sakit dengan prosedur sterilisasi yang tepat.

Condom catheter

Kateter jenis ini harus diganti tiap hari. Bentuknya menyerupai kondom yang dipasang pada bagian luar penis. Fungsinya sama dengan kateter pada umumnya yaitu mengalirkan air seni ke kantong drainase.

Kateter jenis ini biasa digunakan pada pria yang tidak memiliki gangguan di saluran kemih, namun memiliki gangguan mental atau psikis, seperti demensia (pikun).

Kateter umumnya aman untuk digunakan. Meski begitu, ada hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggunaan kateter, yaitu kebersihannya. Kebersihan kateter harus selalu dijaga untuk mencegah terjadinya infeksi, terutama jenis indwelling urinary catheter yang sering dikaitkan dengan penyakit infeksi saluran kemih.

Jika Anda diharuskan menggunakan kateter, mintalah penjelasan dari dokter atau perawat mengenai cara penggunaan serta perawatan kateter yang benar, agar kateter berfungsi dengan baik dan tidak menimbulkan infeksi.

Related posts